Societo 24 Frames for Emes adalah event kesembilan dari rangkaian Parade Film Malang #3. Total ada 43 penonton yang datang. Societo sendiri adalah unit aktifitas jurusan dari Sosiologi UB untuk memutar film – film independen karya sineas Indonesia. Selain pemutaran ada pula diskusi dengan para pembuat film yang berasal dari Malang, salah satunya Mahesa Desaga.
Ada empat film yang ditayangkan yaitu Nunggu Teka (2016) karya Mahesa Desaga, Bunga dan Tembok (2016) karya Eden Junjung, Kisah Di Hari Minggu (2017) karya Adi Marsono dan We Need To Talk About Mom (2017) karya Achmad Augi. Kesemuanya mengangkat tema Ibu.
Setelah pemutaran digelar pula kegiatan diskusi. Diskusi ini lebih terfokus pada kedua film yg filmmakernya datang di tempat. Ada yg berkomentar kedua film ini memiliki dialog melalui visual yg kuat sekali sampai penonton pun merasa merinding. Penonton serasa melihat kedua film itu memiliki kekuatan spiritual, ada pula yang bertanya bagaimana kedua film yg memiliki konteks kedaerahan ini dibawa pada budaya yg berbeda, dan dijawab oleh para film maker “meskipun film ini bertemu dengan penonton dengan frekuensi yg berbeda tapi harapan nya menciptakan frekuensi baru” dimana frekuensi ini bisa ditangkap semua orang asal yang menangkap sinyal punya kemampuan memaknai perbedaan sebagai keragaman.
Film Nunggu Teka saat dibawa ke Melbourne, Australia juga mendapat respon yang mengejutkan karena setelah peemutaran ada seorang penonton yg mengaku merasa rindu pada sang kakek, yg meskipun Nunggu Teko secara spesifik membahas adat budaya mudik di Indonesia akan tetapi film ini membawa relevansi tentang hubungan anak dan orangtua atau kakek-nenek.
1 komentar
Artikelnya keren banget ....
BalasHapusYuk Saling Tukar Informasi
siapa tau nanti butuh travel malang jember-2019
Terus ngeblog ya kak...
semangat dan semoga bermanfaat
Travel Malang Jember 2019 Harga| Jadwal | Armada Terbaru