Pemutaran Dan Diskusi Video Klup Kolega Musik Malang Part 1
Parade Film Malang minggu kedua ini memunculkan lagi segmen video klip dengan event Pemutaran Dan Diskusi Video Klup Kolega Musik Malang. Hadir dalam malam itu mulai dari stake holder dan konseptor Militan Company, sutradara dan creator video clip Rexi Tegar, Musisi/Creator Endro Trilaksono, Paruh Waktu, dan Guns, plus pihak record label seperti Andi Alo dari Barongsai Records, sayang Antiphaty yang seharusnya hadir hari itu, ternyata berhalangan.
Acara dimulai dengan pemutaran video klip dari
musisi – musisi yang diwakili beberapa yang hadir pada hari itu yaitu Tryout,
Antiphaty, Pagi Tadi, Paruh Waktu, Guns, dan Endro Trilaksono. Kemudian setelah
pemutaran mc melanjutkan ke moderatur yaitu Lintang dan Kidung. Jalannya
diskusi diawali dengan pernyataan – pernyataan dari masing masing pihak.
Dimulai dari Militan Company, sebagai stakeholder yang ingin promosi produk
Smoke Can supporter sepakbola, mereka mengangkat isu supporter dengan
menggandeng band underground seperti Tryout,
karena selain faktor kedekatan (teman selingkungan juga di Turen) namun juga
untuk mempromokan persatuan supporter semua daerah mengingat konflik antar
suporter di indonesia sudah parah.momennya pas rilis sebelum asian games. Sebenarnya,
dahulu Militan Company ditawari dosen yang pernah menggarap video klip salah
satu band di Malang, namun belum menemukan kecocokan. Kemudian akhirnya Militan
Company diarahkan ke Lineo Lab. Akhirnya konsep Bersatulah, Tryout dan Lineo Lab
bertemu di satu titik.
Untuk video klip Riwayat dari band Paruh waktu, videoklip
mereka dibuat dalam rangka submisi ke acara Soundsation Go Ahead Challenge.
Cerita yang diangkat yaitu bagaimana menyikapi masa lalu kita, dengan
disongsong dengan lebih baik lagi.
Kemudian Fase sendiri dari band Pagi Tadi, diambil
dari album kedua. Saat itu Pagi Tadi akan tampil di Ubud Writer’s Festival
namun belum punya materi video klip, akhirnya mereka syuting dan editing dua
hari untuk keperluan materi promo saat ke Ubud Writer’s Fest. Tak tanggung –
tanggung, langsung dibuat di gunung Semeru, dengan tema kehilangan untuk tribut
kepada Soe Hok Gie, aktivis era 1965, dan dengan berbekal niat iseng.
Selanjutnya, band Guns dengan lagu Hi, Lucy,
berawal dari niat menginterpretasikan lirik dalam gerakan. Temanya dan
musikalisasinya berkisar pada mood swing, Guns ingin menceritakan rasa takut
itu hal yang lumrah, jangan sampai rasa takut menghambat kita untuk berkembang.
Sampai Guns menemukan satu riset tentang sebuah rasa takut akan tidak bisa
merasakan rasa takut lagi.
Musisi selanjutnya yaitu Endro Trilaksono,
dengan video klip Majka. Video ini hadir karena Majka memenangkan kontes
videoklip dari Kemenbudur dan Soundsation Go Ahead Challenge. Karena diberi
waktu terbatas, akhirnya Endro memilih one take one shot dengan niat efisiensi
dan ekspektasi bagus dan mengena untuk lagu instrumental, dengan tema dan
timeframe anak yang menerima berita kematian ibunya di kampung, dengan gamblang
tanpa banyak semiotika.
Kemudian masing – masing ditanyai
kembali oleh moderator
Bagaimana melihat posisi dari videoclip bagi musisi:
Menurut endro sendiri
video posisinya sama dengan musik tidak ada yang lebih penting. Endro
beranggapan untuk video clip sejajar dengan musik tidak ada jarak sebagai sama
sebuah karya.
Menurut Guns, lirik tidak dicantumkan karena
sekarang minat baca menurun , bagaimana kalau lirik divisualkan sekalian. Guns
beranggapan bahwa di jaman sekarang bahasa visual lebih relevan
Rexi untuk Pagi Tadi,
video klip sendiri adalah media promo, bahkan band yang belum main live
skalipun bisa ditanggap main karena tahu dari video sendiri. Dan untuk Ubud
Writer’s Festival, dengan market internasional dan branding, Kesempatan ini
dimanfaatkan dengan baik untuk Pagi Tadi. Rexi beranggapan
bahwa video clip sekarang secara utama bertempat di youtube, karena youtube
sebagai trendsetter. Video clip fungsi yang utama menurut Rexi adalah sebagai booster
popularitas. Sekarang musisi sangat butuh visual audio. Karena sudah banyak
cafe yang memutarkan video clip dan tidak hanya memutar audio musik. Video clip
menurut Rexi untuk marketing dan branding.
Dari Paruh Waktu,
Andhika Kusuma dan Adam, video lebih sebagai penjelasan musik dalam visual,
memberikan pesan, dimana lagu ga cuma dinikmati tapi pesan untuk menginspirasi
dan motivatif untuk viewers.Bagaimana ketika masalah datang, tidak terlarut
dalam kalut, tapi bisa jalan dengan positif dan semangat untuk menjalani hidup.
Paruh Waktu sendiri memiliki pandangan bahwa video clip berfungsi untuk
menjelaskan makna dari lagu itu sendiri. Video clip juga dapat memberikan
motivasi atau inspirasi
Tryout diwakili Militan
Company sendiri beranggapan, bahwa campaignnya, untuk meredam kefanatikan buta
dan untuk support band lokal dan promo brand Militan Company yang produksi
smoke can untuk menonton sepakbola. Menyatukan semua daerah dan supporte bolanya
dalam naungan NKRI dan Timnas. Menurut Militan Company, video clip “Bersatulah” bisa
membantu mempromosikan banyak pihak.
Kemudian dari Hilman Angsaruka sebagai kurator, menyatakan video maker akhirnya
sepakat secara tak langsung music dan video ini penting. Maka timbul
pertanyaan, “Apa kendala dan masalah dari videomaker ini yang dihadapi selama
ini”
Kendala yang dihadapi
Tryout yaitu dari subscriber, dan dari pihak brand militan company yang ikut andil
dalam konsepsi menyatakan bahwa , mencari videografer di Malang untuk menggarap
video klip band Malang ternyata butuh dua hari. Mereka mengaku bahwa Militan
Company sebagai pihak yang bukan videographer. Susah untuk mencari videographer,
yang sesuai dengan konsep masing – masing, untuk pembuat video clip ini jika
dari orang sendiri.
Paruh Waktu menyatakan bahwa untuk pembiayaan dirasa susah, karena masih belum punya label
besar dan harus nombok. Bagaimana branding untuk mendapatkan nama.
Rexi menyatakan bahwa ia kesulitan
sebelum membuat videoclip, yaitu sulit untuk mengeksekusi karena kemalasan
pribadi padahal banyak konsep. Banyak terjadi pembuat VIDEO CLIP atau pembuat
musik yang sulit saling mengapresiasi. Band kerap kali tidak merawat VIDEO CLIP
tersebut. butuh kerjasama antara pembuat VIDEO CLIP dan band. Kemudian dengan adanya
New Music on Friday di platform Spotify, Musisi indonesia punya kans untuk
masuk kesana, yaitu keranah internasional. Disini masalah timbul pada pihak
musisi yang tidak merawat karya termasuk videoclip.
Guns menyatakan bahwa keinginan
tidak sesuai dengan kenyataan. Ada perbedaan antara pembuat video dan musisi
karena perbedaan keinginan.
Endro menyatakan bahwa ia punya
haraapan agar pembuat video di Malang punya wadah entah berserikat, perkumpulan
atau apapun. Agar ketika ada launching sebuah videoclip akan sama hebohnya
dengan ketika perilisan album band.
Kemudian Hilman bertanya potensi videomaker di Malang dan
harapannya:
Endro menyatakan kalau hidup dari menjadi pembuat
video clip rasanya belum mencukup, video clip butuh metode branding yang
sebagus musiknya karena videoclip dan musik itu sejajar.
Menurut Guns harus
ada sosok di Malang agar ketika ada sosok di Malang bisa meningkatkan branding
video clip, seperti Sutradara yang diakui nasional maupun provinsi.
Rexi menyatakan bahwa
sekarang ada opsi “premiere” di youtube, dan ada countdown untuk meningkatkan
hype. Ia sempat mengikuti dan mengamati campaign Guns, tapi disitu ia menyoroti
dari sisi campaign mereka, faktor “mengapa harus menonton video ini” itu hilang.
Lebih jauh lagi Rexi berkata bahwa di Malang sudah banyak sineas yang membuat
videoclip, mereka baru memulai tapi ingin lebih dengan cara instan. Perlu
langkah bertahap dari video clip making mulai dari membuat video clip simpel
untuk nanti menggunakan dana pribadi lalu baru bisa beranjak dengan menerima
proyek besar.
Pertanyaan Kidung:
Bagaimana
cara memviralkan video clip?
Rexi mengaku bahwa musisi perlu
mengisi format untuk portal portal digital, yang semua dilakukan pra produksi
untuk nanti bisa bekerja sama dengan misal joox spotify dll. Ada langkah
selanjutnya untuk meningkatkan engagement, dengan contoh seperti story di
instagram oleh Coldiac dengan selanjutnya di youtube akan otomatis meningkatkan
rate view sendiri
Paruh Waktu menyatakan
bahwa video klip animonya sudah cukup bagus dari penonton tapi kurang
paham tentang campaign atau marketing dari video clip di Malang. Pemusik senior
di Malang sudah mulai matang dalam membuat video clip. Dari musisi muda seperti
Paruh Waktu, mereka bingung untuk sharing kemana dan dimana. Paruh Waktu
mengaku membuat video clip sendiri karena ingin santai, tapi ternyata karena
menang kontes kemenbudur dan akhirnya diminta untuk bikin sendiri. Dan mengajak
secara mendadak beberapa orang untuk ikut membuat video clip sampai selama proses produksi secepat
itu.
Militan Company mewakili Try Out kemudian melontarkan saran untuk
pembuat video Malang agar ada wadah dan ada standarisasi. Menurut mereka dari
sponsor memandang di Malang sudah bagus, karena sudah banyak membuat video.
Moderator melontarkan pertanyaan untuk Mas Alo sebagai
label dampak dari video clip:
Andi Alo menyatakan bahwa Video Klip bagi dia adalah marketing
untuk band, karena untuk musik punya banyak cara selain video. Band harus
membuat video clip karena sekarang cara mainnya menggunakan video clip. Karena
untuk sisi label, ketika band dikenal maka label juga akan dikenal.
Pertanyaan dari Hilman, kurasi videographer dan standar
untuk memilik band itu apa:
Militan Company sendiri menyatakan bahwa video ini berawal dari jeritan hati, maka
mereka meminta Tryout untuk membuat lagu tentang fanatisme bola dilanjutkan
rekaman lantas memilih konsep. Mereka Menyeleksi videographer berdasarkan hal
hal teknis dan merujuk referensi pada band Novo Amor. Dari konsep yang bagus
juga harus direalisasikan dengan bagus juga. Militan memiliki dasar-dasar
ketika ada band yang pitching untuk produksi video clip, dampaknya yang
dihasilkan harus sesuai. Untuk budget produksi dari militan adalah dari dana
bisnis.
Rexi mengatakan, apakah band mau menyesuaikan
dengan konsep videographer. Ketika seorang videographer dibayar, maka yang
dibayar adalah idenya tidak hanya hasil. Budget dari band bisa disesuaikan dengan
diskusi budgeting. Dan misalnya ada sponsor
Closing statement: Semua sepakat agar forum dan event
video clip dari parade film ini terus berlanjut.
0 komentar