Mari rayakan bulan film nasional dengan caramu

Pemutaran Dan Diskusi Video Klup Kolega Musik Malang Part 1

by - Maret 21, 2019




Parade Film Malang minggu kedua ini memunculkan lagi segmen video klip dengan event Pemutaran Dan Diskusi Video Klup Kolega Musik Malang. Hadir dalam malam itu mulai dari stake holder dan konseptor Militan Company, sutradara dan creator video clip Rexi Tegar, Musisi/Creator Endro Trilaksono, Paruh Waktu, dan Guns, plus pihak record label seperti Andi Alo dari Barongsai Records, sayang Antiphaty yang seharusnya hadir hari itu, ternyata berhalangan.

Acara dimulai dengan pemutaran video klip dari musisi – musisi yang diwakili beberapa yang hadir pada hari itu yaitu Tryout, Antiphaty, Pagi Tadi, Paruh Waktu, Guns, dan Endro Trilaksono. Kemudian setelah pemutaran mc melanjutkan ke moderatur yaitu Lintang dan Kidung. Jalannya diskusi diawali dengan pernyataan – pernyataan dari masing masing pihak. Dimulai dari Militan Company, sebagai stakeholder yang ingin promosi produk Smoke Can supporter sepakbola, mereka mengangkat isu supporter dengan
menggandeng band underground seperti Tryout, karena selain faktor kedekatan (teman selingkungan juga di Turen) namun juga untuk mempromokan persatuan supporter semua daerah mengingat konflik antar suporter di indonesia sudah parah.momennya pas rilis sebelum asian games. Sebenarnya, dahulu Militan Company ditawari dosen yang pernah menggarap video klip salah satu band di Malang, namun belum menemukan kecocokan. Kemudian akhirnya Militan Company diarahkan ke Lineo Lab. Akhirnya konsep Bersatulah, Tryout dan Lineo Lab bertemu di satu titik.

Untuk video klip Riwayat dari band Paruh waktu, videoklip mereka dibuat dalam rangka submisi ke acara Soundsation Go Ahead Challenge. Cerita yang diangkat yaitu bagaimana menyikapi masa lalu kita, dengan disongsong dengan lebih baik lagi.

Kemudian Fase sendiri dari band Pagi Tadi, diambil dari album kedua. Saat itu Pagi Tadi akan tampil di Ubud Writer’s Festival namun belum punya materi video klip, akhirnya mereka syuting dan editing dua hari untuk keperluan materi promo saat ke Ubud Writer’s Fest. Tak tanggung – tanggung, langsung dibuat di gunung Semeru, dengan tema kehilangan untuk tribut kepada Soe Hok Gie, aktivis era 1965, dan dengan berbekal niat iseng.

Selanjutnya, band Guns dengan lagu Hi, Lucy, berawal dari niat menginterpretasikan lirik dalam gerakan. Temanya dan musikalisasinya berkisar pada mood swing, Guns ingin menceritakan rasa takut itu hal yang lumrah, jangan sampai rasa takut menghambat kita untuk berkembang. Sampai Guns menemukan satu riset tentang sebuah rasa takut akan tidak bisa merasakan rasa takut lagi.

Musisi selanjutnya yaitu Endro Trilaksono, dengan video klip Majka. Video ini hadir karena Majka memenangkan kontes videoklip dari Kemenbudur dan Soundsation Go Ahead Challenge. Karena diberi waktu terbatas, akhirnya Endro memilih one take one shot dengan niat efisiensi dan ekspektasi bagus dan mengena untuk lagu instrumental, dengan tema dan timeframe anak yang menerima berita kematian ibunya di kampung, dengan gamblang tanpa banyak semiotika.

Kemudian masing – masing ditanyai kembali oleh moderator

Bagaimana melihat posisi dari videoclip bagi musisi:
Menurut endro sendiri video posisinya sama dengan musik tidak ada yang lebih penting. Endro beranggapan untuk video clip sejajar dengan musik tidak ada jarak sebagai sama sebuah karya.
Menurut Guns, lirik tidak dicantumkan karena sekarang minat baca menurun , bagaimana kalau lirik divisualkan sekalian. Guns beranggapan bahwa di jaman sekarang bahasa visual lebih relevan

Rexi untuk Pagi Tadi, video klip sendiri adalah media promo, bahkan band yang belum main live skalipun bisa ditanggap main karena tahu dari video sendiri. Dan untuk Ubud Writer’s Festival, dengan market internasional dan branding, Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik untuk Pagi Tadi. Rexi beranggapan bahwa video clip sekarang secara utama bertempat di youtube, karena youtube sebagai trendsetter. Video clip fungsi yang utama menurut Rexi adalah sebagai booster popularitas. Sekarang musisi sangat butuh visual audio. Karena sudah banyak cafe yang memutarkan video clip dan tidak hanya memutar audio musik. Video clip menurut Rexi untuk marketing dan branding.
Dari Paruh Waktu, Andhika Kusuma dan Adam, video lebih sebagai penjelasan musik dalam visual, memberikan pesan, dimana lagu ga cuma dinikmati tapi pesan untuk menginspirasi dan motivatif untuk viewers.Bagaimana ketika masalah datang, tidak terlarut dalam kalut, tapi bisa jalan dengan positif dan semangat untuk menjalani hidup. Paruh Waktu sendiri memiliki pandangan bahwa video clip berfungsi untuk menjelaskan makna dari lagu itu sendiri. Video clip juga dapat memberikan motivasi atau inspirasi
Tryout diwakili Militan Company sendiri beranggapan, bahwa campaignnya, untuk meredam kefanatikan buta dan untuk support band lokal dan promo brand Militan Company yang produksi smoke can untuk menonton sepakbola. Menyatukan semua daerah dan supporte bolanya dalam naungan NKRI dan Timnas. Menurut Militan Company, video clip “Bersatulah” bisa membantu mempromosikan banyak pihak.
Kemudian dari Hilman Angsaruka sebagai kurator, menyatakan video maker akhirnya sepakat secara tak langsung music dan video ini penting. Maka timbul pertanyaan, “Apa kendala dan masalah dari videomaker ini yang dihadapi selama ini”

Kendala yang dihadapi Tryout yaitu dari subscriber, dan dari pihak brand militan company yang ikut andil dalam konsepsi menyatakan bahwa , mencari videografer di Malang untuk menggarap video klip band Malang ternyata butuh dua hari. Mereka mengaku bahwa Militan Company sebagai pihak yang bukan videographer. Susah untuk mencari videographer, yang sesuai dengan konsep masing – masing, untuk pembuat video clip ini jika dari orang sendiri.
Paruh Waktu menyatakan bahwa untuk pembiayaan dirasa susah, karena masih belum punya label besar dan harus nombok. Bagaimana branding untuk mendapatkan nama.
Rexi menyatakan bahwa ia kesulitan sebelum membuat videoclip, yaitu sulit untuk mengeksekusi karena kemalasan pribadi padahal banyak konsep. Banyak terjadi pembuat VIDEO CLIP atau pembuat musik yang sulit saling mengapresiasi. Band kerap kali tidak merawat VIDEO CLIP tersebut. butuh kerjasama antara pembuat VIDEO CLIP dan band. Kemudian dengan adanya New Music on Friday di platform Spotify, Musisi indonesia punya kans untuk masuk kesana, yaitu keranah internasional. Disini masalah timbul pada pihak musisi yang tidak merawat karya termasuk videoclip.
Guns menyatakan bahwa keinginan tidak sesuai dengan kenyataan. Ada perbedaan antara pembuat video dan musisi karena perbedaan keinginan.
Endro menyatakan bahwa ia punya haraapan agar pembuat video di Malang punya wadah entah berserikat, perkumpulan atau apapun. Agar ketika ada launching sebuah videoclip akan sama hebohnya dengan ketika perilisan album band.
Kemudian Hilman bertanya potensi videomaker di Malang dan harapannya:
Endro menyatakan kalau hidup dari menjadi pembuat video clip rasanya belum mencukup, video clip butuh metode branding yang sebagus musiknya karena videoclip dan musik itu sejajar.
Menurut Guns harus ada sosok di Malang agar ketika ada sosok di Malang bisa meningkatkan branding video clip, seperti Sutradara yang diakui nasional maupun provinsi.
Rexi  menyatakan bahwa sekarang ada opsi “premiere” di youtube, dan ada countdown untuk meningkatkan hype. Ia sempat mengikuti dan mengamati campaign Guns, tapi disitu ia menyoroti dari sisi campaign mereka, faktor “mengapa harus menonton video ini” itu hilang. Lebih jauh lagi Rexi berkata bahwa di Malang sudah banyak sineas yang membuat videoclip, mereka baru memulai tapi ingin lebih dengan cara instan. Perlu langkah bertahap dari video clip making mulai dari membuat video clip simpel untuk nanti menggunakan dana pribadi lalu baru bisa beranjak dengan menerima proyek besar.
Pertanyaan Kidung:
Bagaimana cara memviralkan video clip?
Rexi mengaku bahwa musisi perlu mengisi format untuk portal portal digital, yang semua dilakukan pra produksi untuk nanti bisa bekerja sama dengan misal joox spotify dll. Ada langkah selanjutnya untuk meningkatkan engagement, dengan contoh seperti story di instagram oleh Coldiac dengan selanjutnya di youtube akan otomatis meningkatkan rate view sendiri
Paruh Waktu menyatakan bahwa video klip animonya sudah cukup bagus dari penonton tapi kurang paham tentang campaign atau marketing dari video clip di Malang. Pemusik senior di Malang sudah mulai matang dalam membuat video clip. Dari musisi muda seperti Paruh Waktu, mereka bingung untuk sharing kemana dan dimana. Paruh Waktu mengaku membuat video clip sendiri karena ingin santai, tapi ternyata karena menang kontes kemenbudur dan akhirnya diminta untuk bikin sendiri. Dan mengajak secara mendadak beberapa orang untuk ikut membuat video  clip sampai selama proses produksi secepat itu.
Militan Company mewakili Try Out kemudian melontarkan saran untuk pembuat video Malang agar ada wadah dan ada standarisasi. Menurut mereka dari sponsor memandang di Malang sudah bagus, karena sudah banyak membuat video.
Moderator melontarkan pertanyaan untuk Mas Alo sebagai label dampak dari video clip:
Andi Alo menyatakan bahwa Video Klip bagi dia adalah marketing untuk band, karena untuk musik punya banyak cara selain video. Band harus membuat video clip karena sekarang cara mainnya menggunakan video clip. Karena untuk sisi label, ketika band dikenal maka label juga akan dikenal.
Pertanyaan dari Hilman, kurasi videographer dan standar untuk memilik band itu apa:
Militan Company sendiri menyatakan bahwa video ini berawal dari jeritan hati, maka mereka meminta Tryout untuk membuat lagu tentang fanatisme bola dilanjutkan rekaman lantas memilih konsep. Mereka Menyeleksi videographer berdasarkan hal hal teknis dan merujuk referensi pada band Novo Amor. Dari konsep yang bagus juga harus direalisasikan dengan bagus juga. Militan memiliki dasar-dasar ketika ada band yang pitching untuk produksi video clip, dampaknya yang dihasilkan harus sesuai. Untuk budget produksi dari militan adalah dari dana bisnis.
Rexi mengatakan, apakah band mau menyesuaikan dengan konsep videographer. Ketika seorang videographer dibayar, maka yang dibayar adalah idenya tidak hanya hasil. Budget dari band bisa disesuaikan dengan diskusi budgeting. Dan misalnya ada sponsor
Closing statement: Semua sepakat agar forum dan event video clip dari parade film ini terus berlanjut.






You May Also Like

0 komentar